Bebaskan Jiwa dari Penjajahan Pikiran
May 18, 2025
Donasi satu buku untuk melawan narasi palsu dan propaganda gelap.
Oleh: Syam Basrijal – Founder Restorasi Jiwa Indonesia
Kita hidup dalam zaman di mana penjajahan tidak lagi datang dengan seragam militer dan senapan di tangan, tapi lewat pengendalian narasi, pembingkaian informasi, dan pembentukan opini massal yang tak terlihat. Ini bukan lagi soal pendudukan wilayah, melainkan soal pendudukan kesadaran. Penjajahan batin tak tampak di berita utama, namun terasa dalam ketakutan kolektif yang dibentuk secara halus—melalui pengulangan opini, pemelintiran fakta, dan penghapusan ruang untuk berpikir mandiri.
Menurut riset dari The Edelman Trust Barometer 2023, 67% masyarakat global mengalami information anxiety, yaitu kecemasan akibat membanjirnya informasi yang saling bertentangan, membuat publik bingung membedakan fakta dan propaganda. Di Indonesia, hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) tahun yang sama menunjukkan bahwa hanya 27% responden yang merasa yakin mampu memilah berita benar dari hoaks. Ini bukan sekadar soal minimnya literasi digital, tapi tentang krisis refleksi kolektif. Banyak orang kehilangan daya untuk menganalisis, mempertanyakan, bahkan sekadar menyadari bahwa mereka sedang diarahkan.
Di sinilah literasi jiwa menjadi jalan sunyi yang membebaskan. Literasi jiwa bukan sekadar kemampuan membaca buku, tapi kemampuan membaca hidup. Ini adalah kemampuan untuk mengenali narasi yang dibentuk oleh pihak-pihak berkepentingan, membedakan antara pengaruh dan prinsip, antara kepatuhan dan kebijaksanaan. Dan buku—sebagai medium paling mendalam dan tak tergesa—memiliki kekuatan untuk membuka ruang itu kembali. Satu buku bisa menjadi ruang aman bagi pikiran yang selama ini dikunci. Ia tidak memerintah, tapi mengajak berpikir. Ia tidak menyerang, tapi mengajak bercermin.
Penjajahan pikiran bekerja paling efektif saat manusia tidak sadar sedang dijajah. Maka perjuangan paling mendalam bukanlah perlawanan fisik, melainkan pemulihan kesadaran. Ketika seseorang membaca dengan jujur, perlahan ia mulai memisahkan mana yang benar dan mana yang disusun agar tampak benar. Buku menjadi palu sunyi yang memecah konstruksi palsu yang diwariskan oleh sistem, oleh budaya diam, dan oleh ketakutan yang ditanamkan turun-temurun.
Donasi satu buku hari ini bukan hanya mengalirkan informasi, tapi mengembalikan hak berpikir kepada orang-orang yang hidup dalam kekosongan makna. Ia adalah tindakan reflektif yang menyampaikan pesan paling mendasar: bahwa setiap manusia berhak merdeka dalam berpikir, dalam memahami, dan dalam memilih. Kita tidak bisa membangun bangsa yang kuat hanya dengan pembangunan fisik—kita perlu membangun manusia yang merdeka dari dalam.
1 buku untuk Merdeka Jiwa.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Cras sed sapien quam. Sed dapibus est id enim facilisis, at posuere turpis adipiscing. Quisque sit amet dui dui.
Stay connected with news and updates!
Join our mailing list to receive the latest news and updates from our team.
Don't worry, your information will not be shared.
We hate SPAM. We will never sell your information, for any reason.